Posted by mystys
pada Maret 11, 2008
OLEH: MAWAN SUGANDA
Fenomena uang gaib
memang sesuatu yang nyaris sulit dipercaya. Sudah sejak lama orang
berputar-putar pada sebuah pertanyaan: “Benarkah uang gaib ini ada dan bisa
didatangkan?”
Memang,
tak mudah menjawab pertanyaan tersebut, terlebih ketika kita menganalisis
masalah uang gaib ini dari sudut logika. Tentu yang ada hanya kebuntuan belaka.
Bagaimana mungkin ada tumpukan uang di alam nun jauh di seberang sana? Lalu,
siapa yang memilikinya, dan bagaimana uang tersebut bisa tersedia? Yang paling
membingungkan, dengan cara seperti apa uang itu bisa dihadirkan ke dunia nyata?
Semua
pertanyaan tersebut bisa membuat kita pusing tujuh keliling memikirkannya.
Jangankan mencari jawabannya, untuk membayangkannya saja bisa membuat kita
senewen.
Namun, kesenewenan
itu juga yang membuat fenomena ini selalu menyedot perhatian. Terlebih di zaman
krisis ekonomi seperti sekarang ini. Buktinya, ketika Misteri memuat artikel
tentang Ritual Mendatangkan Uang di Bawah Sajadah, maka staf redaksi
kami kewalahan menjawab telepon, belum lagi faks dan email. Semua pertanyaan
dan surat yang masuk bernada sama dan sebangun, yakni: “Benarkah ritual
tersebut bisa dibuktikan?”
Tentu,
kami tidak dapat menjawab “benar” atau “tidak.” Namanya saja hal gaib, pasti
tak mudah diberi label “benar” atau “tidak” bila kita belum membuktikannya
sendiri, atau setidaknya pernah mendengar kesaksian dari seseorang yang pernah
membuktikannya. Sinyalemen terakhir ini, setidaknya cukup menjadi alasan bagi
Misteri bahwa ritual tersebut sangat mungkin kebenarannya, namun sudah tentu
dengan sederet catatan-catatan.
Deretan
catatan tersebut berhubungan dengan si pelaku ritual, juga ketentuan dari
ritual dimaksud. Dari sisi si pelaku, tentu dia harus sungguh-sungguh, ikhlas,
dan istikomah dalam menjalankan ritualnya. Sementara dari sisi ketentuan
ritual, jelas berhubungan dengan aneka macam persyaratan, seperti tempat, saat
mustajabah, juga berbagai sesaji yang dibutuhkan. Kalau kedua hal ini dapat
terpenuhi dengan baik, maka berdasarkan pengalaman dari sejumlah kesaksian,
sudah barang tentu ritual akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Memang,
tak mudah membuktikan kebenaran di balik ritual mendatangkan uang ini.
Ibaratnya, dari seribu orang yang melakukan ritual, barangkali hanya satu orang
yang bisa membuktikan kebenarannya. Orang yang berhasil ini bukan semata-mata
karena dia menjalankan ritual dengan benar, tapi sangat mungkin karena ada
kriteria lain yang menjadi sebab pendorong keberhasilannya. Misalnya saja,
orang ini memang memiliki alasan untuk melakukan ritual tersebut karena dia
sangat membutuhkan uang untuk membayar utang, atau mencari biaya untuk
pengobatan orang tuanya yang sakit keras. Karena jalan lahiriyah sudah buntu,
maka jalan batiniah dipilihnya. Dengan sebab ini maka dia memiliki sugesti yang
sangat kuat untuk bisa berhasil. Auto power sugesti ini merupakan modal yang
sangat kuat baginya untuk berhasil, disamping dengan dukungan kesungguhan dan
keikhlasannya dalam melakukan ritual.
Para
Ulama Sufi dan Ahli Hikmah memang berkeyakinan bahwa ritual mendatangkan uang
gaib ini tidak bisa digunakan untuk tujuan “main-main”. Maksudnya, siapapun
yang ingin melakukan ritual ini harus benar-benar memiliki alasan yang kuat dan
tepat, bukan hanya dengan maksud ingin mencoba-coba.
“Kalau
dilakukan hanya dengan mencoba-coba, maka saya jamin ritual akan gagal!” ungkap
Prayoga Gemilang, yang pernah membikin heboh dengan diktat gaibnya tentang
upaya mendatangkan uang gaib. Menurutnya, hanya orang yang sungguh-sungguh
terdesak oleh suatu kebutuhan, seperti harus segera membayar utang karena
nyawanya terancam, yang bisa membuktikan keampuhan ritual ini.
Hal
senada juga dikatakan oleh Saipudin. Menurut paranormal muda yang juga pakar
Ilmu Hikmah ini, banyak orang yang tergoda melakukan perburuan uang gaib atau
melakukan ritual mendatangkan uang gaib, tanpa mengerti esensi yang sebenarnya
dari ritual ini. Dia mengatakan, para pelaku ritual umumnya memang
mengerjakannya dengan setengah hati, karena di awal mereka sesungguhnya sudah
merasa ragu. Keraguan ini sangat mungkin terjadi karena pelaku tidak memiliki
modal sugesti yang kuat.
“Padahal,
sugesti itu modal utama dalam ritual apa saja, sebab sugestilah yang menuntun
ke arah keberhasilan. Walaupun ritualnya ampuh, kalau sugesti pelakunya lemah,
maka besar kemungkinan tidak bisa menunjang keberhasilan. Atau, kalaupun
berhasil tentu tidak memuaskan,” papar Saipudin, menegaskan.
Untuk
membuktikan kebenaran pendapat tersebut, marilah kita simak cerita yang
dituturkan oleh Muhi Juhana, tentang seorang sahabatnya yang bernama Surya.
Sahabatnya ini, adalah seorang yang melakukan ritual peminjaman uang gaib…:
Ketika
ditemui di rumahnya, Surya dengan gamblang menjelaskan bahwa apa yang disebut
sebagai Bank Gaib itu memang benar-benar ada.
Dipaparkan
oleh Surya, walau dia gagal dalam ritual tersebut, tetapi dia telah mencoba
melakukan ritual yang sebenarnya tidak memerlukan biaya besar. Cukup tiga
batang lilin merah yang sebelumnya telah diisi oleh seorang Kyai, wewangian dan
membakar madat, serta berpakaian bersih saat melakukan ritual.
Sudah
barang tentu, sebelumnya Surya diwajibkan untuk melakukan puasa mutih selama
tiga hari tiga malam, yang dimulai pada hari Selasa. Tepatnya mulai Selasa,
Rabu dan Kamis.
Malam
Jum’atnya, dia tidak tidur sama sekali. Ketiga lilin merah itu dibakar dan
diletakkan berjajar. Tak lupa Surya juga memakai wewangian dan membakar madat
serta membaca amalan tertentu untuk mengundang khodam yang akan mengantarkan
uang kepadanya.
Sebelumnya,
sang Kyai berpesan kepada Surya, “Ingat, jangan sekali-kali membuka pintu jika
terdengar ada yang mengetuk dari luar. Biarkan khodamnya masuk ke kamarmu
sambil membawa uangnya!”
Ringkas
cerita, saat Surya melakukan ritual di kamar khususnya malam itu, sementara
isterinya membantunya dengan melakukan wiridan di kamar yang berbeda, sesuatu
yang aneh memang terjadi. Sekitar pukul 02.30 WIB, lamat-lamat terdengar suara
derap kaki kuda yang menghela kereta berhenti tepat di depan rumahnya. Dan tak
lama kemudian, terdengar gedoran keras pada pintu depan rumah.
Mendengar
gedoran yang keras tidak alang kepalang, dengan serta merta Surya pun bangkit
karena jengkel. Dia lupa akan pesan sang Kyai. Dan ketika daun pntu dibukanya,
dia tak melihat siapa pun. Yang ada hanyalah kegelapan malam. Ketika sadar,
Surya pun menyesal. Dia telah melanggar pantangan. Dan uang yang amat
diharapkan tidaklah didapatkan
Isteri
Surya memberi kesaksian, “Saya melihat dengan jelas seolah tidak ada penghalang
tembok sama sekali. Di luar sana, tampak ada seorang wanita cantik turun dari
kereta kencana sambil membawa bungkusan yang digendong di belakang dengan kain.
Mirip pedagang kain. Dan perempuan itu langsung saja menggedor pintu depan.”
Demikian
kisah Muhi Juhana tentang sahabatnnya yang bernama Surya. Pengalaman Surya
jelas telah membuktikan betapa Bank Gaib itu benar adanya. Sudah tentu, jika
kita mau menjalani ritualnya dengan tulus, tekun dan sabar, maka kita akan
mendapatkan uang yang kita harapkan. Namun, seperti yang disinggung Saipudin,
kebanyakan orang yang melakukan ritual ini memang setengah hati. Maksudnya,
kurang khusyuk dan tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
***
Masih
ada kisah lain yang tak kalah menawan. Beberapa tahun silam, Misteri mempunyai
sahabat bernama dr. Kadarisman yang waktu itu tinggal di dearah Rawamung,
Jakarta Timur. Dokter spesialis mata ini dikenal sebagai orang yang zuhud dalam
menjalankan agamanya. Sejak masih kanak-kanak sampai kuliah, dia selalu tekun
bangun di tengah malam dan sholat Tahajjud.
Sampai
suatu ketika saat Kadarisman masih kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dia
terdesak uang untuk biaya ujian praktek. Jumlahnya waktu itu lumayan besar.
Sebagai anak yatim yang sudah mandiri sejak kecil, Kadarisman tentu tidak bisa
berharap kiriman uang dari keluarganya.
Di
tengah kebingungan itu, Kadarisman bertemu orang tua yang sangat zuhud. Dari
orang tua inilah dia memperoleh sebuah ritual yang diperuntukkan sebagai usaha
menghadirkan uang dari alam gaib. Dengan kezuhudan dan ketakwaannya, Kadarisman
lalu menjalankan ritual yang diperolehnya. Tiga hari menjalankan ritual
dimaksud, hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Suatu pagi, ketika Kadarisman
ingin berganti pakaian, maka di bawah tumpukan pakaiannya terdapat uang kertas
yang masih serba baru. Aneh bin ajaib! Jumlahnya sama persis dengan
kebutuhannya untuk membayar uang ujian….
Demikianlah
kisah menawan yang dialami oleh dr. Kadarisman, sahabat Misteri yang budiman.
Menyimak kisah tersebut, maka jelas sekali bahwa uang gaib itu memang ada,
tanpa kita perlu menanyakan di mana keberadaannya, sebab masalah gaib itu
memang tak pernah bisa terjawab dengan tuntas.
Ditegaskan
oleh Saipudin, perkara uang gaib ini sebenarnya tak perlu dipertentangkan lagi.
Dalam beberapa kitab Ilmu Hikmah, memang terdapat petunjuk-petunjuk ritual
untuk mendatangkan uang dari alam gaib.
“Kalau
ritualnya ada, maka secara logika uang gaib itu bisa dinyatakan benar
keberadaannya. Karena itu, menurut hemat saya hal ini sudah bukan fenomena
lagi, tapi merupakan fakta,” tegas Saipudin. Untuk mendukung tesisnya tersebut,
dia membeberkan sebuah ritual untuk menghadirkan uang dari alam gaib.
Disebutkan olehnya, ritual rahasia ini diperolehnya dari ijazah seorang ulama
sufi terkenal di Banten. Berikut ini paparan lengkapnya:
- Untuk melakukan ritual ini, maka
carilah bulan yang awal harinya dimulai dengan hari Sabtu. Jadi, ritual ini
dimulai pada hari Sabtu, persis di awal bulan (bulan apa saja), dengan tidak
mengkonsumsi makanan yang bernyawa dan apa saja yang berasal darinya.
- Setiap hari membaca “YA KARIIM YA
ROHIIM” sebanyak-banyaknya. Khusus setelah sholat fardhu “YA KARIIM YA
ROHIIM” dibaca sebanyak 1000, setelah itu membaca doa berikut ini sebanyak
7 kali: “ALLAAHUMMA AS’ALUKA BIBUUKOOLIIMA SYUUNAAHIILA YA SYAHRIINA
AS’ALUKA BIHURMATI KASYAHIILA BARDIIMA BAHROO’IILA AJAAJIILA AZAASIILA WA
AS’ALUKA BIHURMATI JIBRIIL WA MIIKAA’IIL WA ISROOFIIL WA IZROO’IIL WA BIHURMATI
SAYYIDINAA MUHAMMADIN SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA WA BIHAKKI YAA KARIIM YAA
ROHIIM ANTARZUKONII KULLA YAUMIN DIINAARON ASTA’IINA BIHII ALAA KUUTII WAL HAJI
ILA BAITILLAH ALHAROOM.”
- Pada minggu kedua dalam rangkaian
ritual Anda tetap tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang bernyawa, atau
segala sesuatu yang berasal daripadanya, dan diharuskan tetap menjalankan
ritual seperti yang dijelaskan di atas. Kemudian pada tanggal 12,14, dan 15
berpuasalah. Namun, buka dan malam harinya tidak boleh mengkonsumsi makanan
yang bernyawa serta segala sesuatu yang berasal daripadanya.
- Bila ritual yang Anda jalankan masih
terus berlangsung sampai malam Jum’atnya (malam terakhir dari ritual Anda),
maka Anda harus mandi jinabat kemudian mengenakan pakaian yang bersih dan
memakai wewangian, seperti minyak misik atau zafaron. Pada tengah malam pas
pukul 00.00, Anda harus menunaikan sholat Isya. Kemudian setelah sholat Isya
bacalan amalan-amalan berikut ini: SUBHANALLAH 33X, ALHAMDULILLAH 33X, LA
ILAHA ILLALAAH 33X, ALLAHU AKBAR 33X, ALLAAHUMMA SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD
WA ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD 1000X, YA KARIIM YA ROHIIM 1000X, ALLAAHUMMA
SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI WA SOHBIHI WA SALLIM ASSOLAATU ALA
ROSUULILLAH SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA 1X, AYAT KURSYI 3X, AL IKHLAS 3X, AL
FALAQ 1X, ANNAS 1X, ALLAAHUMMA AATIHIL WASIILAH WAL FADIILLAH WADDAROJAH
ARROFII’AH WAB’ATSHU WAL MAKOOMAL MAHMUUDAL LADZII WA’ATTAH WA AURONAA HAUDOHO
WASKINAA MIN YADIHI SYARBATAN LA NATMA’ANNA BA’DAHA ABADAN 1X. Ingat,
sewaktu mewridzkan semua amalan di atas jangan sampai tertidur, sebab jika
tertidur bisa gagal total.
- Sampai di sini ritual yang Anda
jalankan selesai, tinggal menunggu waktu sholat Subuh tiba. Sekali lagi ingat,
selama menunggu datangnya waktu sholat Subuh tidak boleh tertidur barang
sekejappun sebab bisa gagal. Lalu, sesudah sholat Subuh bacalah solawat
sebanyak-banyaknya hingga Anda benar-benar diliputi oleh rasa kantuk yang
sangat hebat hingga Anda tertidur karenanya. Maka ketika Anda tertidur itulah
khodam amalan ini akan datang dan bertanya, “Hai hamba Allah, apakah Anda
menghendaki harta benda atau akhirat?” Maka jawablah, “Saya menghendaki harta
benda, tetapi saya meminta pertolongan akhirat.” Maka khodam tersebut akan
memberikan dua keping mata uang Dinar kepada Anda, dan berpesan kepada Anda
agar setiap Jum’at melakukan ziarah kubur, mandi jinabat, dan membaca: “YA
KARIIM YA ROHIIM”
“Setelah
menjalani ritual tersebut dengan sempurna, Insya Allah setiap hari Anda akan
mendapatkan uang sesuai yang Anda butuhkan, di bawah bantal yang Anda tiduri.
Dengan catatan Anda harus merahasiakan keajaiban ini kepada siapapun. Bila Anda
membuka rahasia ini, maka kiriman uang gaib tersebut akan terhenti dengan
sendirinya,” urai Saipudin, mempertegas amalan ritual yang dibeberkannya.
Muhammad
Syahri, salah seorang saksi yang pernah menjalankan ritual tersebut mengaku
telah mengalami kegagalan dengan sebab yang sangat sepele. Ceritanya, sahabat
dekat Saipudin ini melakukan ritual di rumah kontrakannya di bilangan Cipete,
Jakarta Selatan. Gara-gara hal ini, si khodam penunggu wiridan marah, sebab
katanya dia diundang bukan di tempat yang telah menjadi hak milik dari si
pengundangnya, padahal pemilik tempat belum tentu meridhoinya. Yang dimaksud
adalah rumah yang digunakan Syahri bukan milik pribadinya, dan pemilik rumah
belum tentu merasa senang dengan perbuatannya.
“Khodam
yang menjelma sebagai pria berjubah hijau itu malah menyuruh saya untuk
mengulangi undangan atas dirinya, dan harus dilakukan di tempat yang sudah
menjadi hak saya. Terus terang, saya kecewa. Tapi saya bangga dengan pengalaman
langka ini,” aku Syahri saat dimintai kesaksiannya oleh Misteri.
Saipudin
menambahkan, jangan gampang putus asa kalau ternyata setelah melakukan ritual
tersebut ternyata tidak menghasilkan apa-apa. Maksudnya, si pelaku ritual tidak
menemukan uang di bawah bantalnya. “Sangat mungkin khodam itu memberikannya
dengan cara lain. Misalkan saja memberikan kemujuran kepada Anda lewat proses
kerja yang Anda lakukan. Istilahnya, mudah mendapat rejeki yang tidak
disangka-sangka. Tapi semua ini tentu atas ridho Allah semata,” tandasnya.
Dengan menyimak
uraian yang panjang lebar ini, masihkah kita harus meragukan bahwa yang namanya
uang gaib, Bank Gaib, atau apapun istilahnya, hanya merupakan cerita isapan
jempol semata? Akhirnya, terserah Anda menafsirkannya.