Pangeran Walang Sungsang dan Azimat Sereh Lanang (Bag-1)
Legenda yang sangat masyhur dikalangan masyarakat Jawa Barat,
sebuah cerita tentang kedahsyatan ilmu “Semar Ireng” yang dimiliki pangeran
Walang Sungsang atau yang disebuat dengan Mbah Kuwu Cakra Buana. Mengisahkan
pertemuan dua sosok legendaris pangeran Walang Sungsang dan kyai Semar, di
daerah Wanayasa Sumber Jawa Barat.Setelah bermimpi bertemu Rosululloh
SAW, pangeran Walang Sungsang, yang kala itu masih beragama Hindu harus
menerima pengusiran ayahandanya Prabu Siliwangi, atas kegigihannya demi mencari
agama yang bernama Islam.Dengan penuh keyakinan Walang Sungsang, terus bertanya
terhadap siapapun yang dijumpainya “Wahai kisanak!! Tahukah anda
dimana saya harus mencari yang namanya ajaran Islam?”Semua hanya
menggelengkan kepala tanda tidak tahu apa itu ajaran Islam! Karena memang kala
itu hampir keseluruhan masyarakat Jawa Barat, masih menganut ajaran
Hindu.Berhari-hari Walang Sungsang, terus mencari hingga tanpa beliau ketahui,
seorang Resi bernama Poh Pohaci, mencegatnya:
“Wahai putra Prabu Siliwangi, gerangan apa yang
membuat mukamu bersedih hati, apa kau ingin ilmu kesaktian….atau tahta yang
besar”
“Duh….ampun Resi,, aku bersedih karena belum
menemukan yang aku cari selama ini yaitu, ajaran Islam”
Mendengar ajaran yang barusan disebutkan, Resi Poh Pohaci, jadi
terdiam sesaat:
“Wahai putra Galuh….lewat hawatif yang
kuterima, datanglah ke daerah Gunung Jati, temuilah pertapa sakti bernama
Mahesa Kawa (sebutan para Resi, untuk Syeikh Dzatul Kahfi) dan terimalah pusaka
rompi tambal sewu dariku yang bilamana dipakai akan ringan seperti angin”
Setelah undur pamit, Walang Sungsang, langsung meneruskan
perjalanannya dan sesampainya di kaki hutan gunung Ciremai, beliau dihadang oleh
Nini Cerewet berhati baik. Nenek ini terkenal sangat sakti dikalangan para
pertapa dan resi kala itu, beliau bernama Nini Rancang.
“Eitt eittt eeeeittt…….wong bagus mau kemana
berjalan sendiri dengan muka penuh kesedihan”
“Ampun Nini…..saya sedih karena belum menemukan yang
selama ini aku cari yaitu, ajaran Islam”
“Waladalaaaa…wong bagus,,,,, agama itu belum
ada, mungkin sebentar lagi akan tergenggam ditanganmu, sabar yo wong
bagusssss….Terimalah pusaka Nini, berupa Konde Emas, manfaatnya tahan panas dari
segala cuaca”.
Setelah diterima pusaka Nini Rancang, Walang Sungsang, langsung
melanjutkan perjalananya menuju Gunung Jati, dan seiring pencariannya ini tak
sedikit para resi dan pertapa sakti yang merasa kasihan atas kegigihannya,
mereka membekalinya dengan pusaka kelas wahid, dianataranya, Resi Bangau, yang
memberikan mustika Ampal (mustika yang bisa memuat seisi alam dunia) resi Jagat
Nata, yang memberikan mustika Topong Slimpet (mustika menghilang) resi
Badranaya, yang memberikan mustika Keris Brahma, luk 11 (pusaka yang mampu
menghancurkan gunung) dan sebelum akhirnya bertemu dengan sosok Wali Kamal,
Syeikh Dzatul Kahfi Gunung Jati, beliau lebih dahulu bertemu dengan dua tokoh
sakti kyai Semar dan resi Danuwarsih. Inilah kisah selengkapnya………………
Disaat melewati daerah Wanayasa, pangeran Walang Sungsang, merasa
tertarik untuk mampir disebuah gubuk terpencil yang cungkup atasnya memancarkan
aura terang benderang.
“Sampurasun…kisanak, apa ada orang di dalam”
Lalu pintu-pun dibukannya, keluarlah seorang pemuda yang membuat
Walang Sungsang, berdiam kaku.
Walang Sungsang, tercekat kaget karena pancaran wajah yang
dimiliki oleh sang tuan rumah sangat bercahaya sehingga tiada bosan untuk
selalu dilihat mata.
“Wahai putra Galuh,,,jangan kau tercengang atas
apa yang kau lihat, semuanya adalah fana’ dan hanya Allah, yang wajib kau
sembah”
Mendengar
nama Allah, disebut, Walang Sungsang, langsung bersujud simpuh dihadapan orang
tadi “Ya Kanjeng Dzatul Kahfi,
ajarkanlah Islam kepadaku dan terimalah aku menjadi bagian dari hidupmu (murid)”
“Hahahaha…..putra Galuh, aku bukan orang yang
kau cari, aku masih satu keturunan dengan ayahandamu, namaku Nur cahya bin
Samud bin Aad bin Aosh, (nama Semar aslinya) Bila kau ingin mencari Islam,
pergunakan sifat lembutmu dan jadikan dirimu manusia yang penuh akan cinta.
Sesungguhnya para Auliya, sangat menyukai orang yang penuh akan ilmu ketulusan”
“Sebelum kau menemukan Islam yang menjadi
sejatinya akidah, ikutlah terlebih dahulu bersamaku dalam mengenal penataan dan
kecintaan sehingga gurumu kelak akan selalu menghargaimu sebagai muridnya”
Dari kisah inilah walang Sungsang, mulai diajari beberapa
ilmu rasa yang mengedepankan sifat kelembutan lewat aji Semar Ireng, yang
artinya, “Ilmu tua yang matang”
.
Pelajaran awal yang diterima Walang Sungsang, adalah memahami
Hakekot Kembang Sereh, inti dari pelajaran ini semata untuk menjadikan walang
Sungsang, orang yang di segani, dihormati, dan dipanuti kalayak luas.
Karena Nur Cahya yang tak lain adalah Semar, yang kini menjadi gurunya,
tahu betul masa depan yang bakal dihadapinya kelak, apabila seorang juru
selamat tanpa mempunyai pengasihan dan kewibawaan tinggi, niscaya sekuat apapun
ilmu yang dimilikinya tidak akan menjadikan orang lain tertarik untuk mengikuti
segala ucapannya.
Hal semacam ini bagian dari kamalatul ilmi/ sempurnanya ilmu,
sebagai pelengkap kehidupan manusia disaat sedang membutuhkannya, sebab apapun
Hakekat ilmu akan berujung pangkal atas kebesaran Allah SWT.
Kisah perjalanan Walang Sungsang, menjadi murid kyai semar,
memakan waktu kurang lebih empat tahun lamanya dan terakhir kalinya ilmu yang
bedarkan oleh kyai Semar, adalah mewujudkan Hakekot kembang sereh menjadi
sebuah pusaka mata tombak berurat bumi.
Semua ini mencerminkan bahwa siapapun orangnya yang mampu
mewujudkan suatu sifat menjadi nyata adalah bagian dari tingkat kesempurnaan
manusia menuju kesabaran yang tiada tara.
Untuk lebih detailnya, kami akan tuliskan keistimewaan ilmu Semar
Putih, yang berasal dari mustika bumi Sereh lanang, salah satunya:
- Dimana setiap malam rembulan (15 kalender Jawa) bila anda ingin
mencari batu mulia atau batu magnet, maka galilah pohon sereh yang sedang
berkembang, tepatnya pukul 24.00 sampai 01 dini hari, maka buktikan secara
nyata, anda akan menemukan beberapa atau puluhan batu permata siap pakai.
- Petiklah kembang sereh ditengah malam jum’at, dan jadikanlah
kembang tadi sebagai azimat yang ditaruh diatas pintu depan, maka segala bentuk
ilmu santet akan musnah dan bisa anda lihat bentuknya, yaitu tepat dibawah
kembang sereh yang anda taruh tadi.
- Petik kembang sereh di tengah malam selasa legi, gunakan kembang
ini setiap saat dengan cara dicelupkan pada segelas air putih, lalu minumkan
pada siapapun yang terkena penyakit HIV, niscaya lambat laun akan pulih
seperti sedia kala.
- Bagi anda yang gemar ritual tapi berjiwa penakut, ambil 5 helai
kembang sereh, dan letakkan dihadapan kita sewaktu berdzikir atau ritual
lainnya, niscaya kita tidak akan pernah diganggu oleh suara atau penampakkan
dan sejenisnya.
- Untuk kalangan kaula muda yang senang sanjungan atau ingin
mempermudah dalam asmara, seringlah mandi air kembang sereh yang dicampur
dengan kembang melati secukupnya, niscaya siapapun lawan jenis yang anda dekati
akan mudah luluh hatinya.
- Dalam suatu pengobatan yang diluar nalar kita, seperti kesurupan
mendadak, ayan, kejang, panas tinggi dan suka melamun, petiklah 7 helai kembang
sereh di tengah malam jum’at kliwon, dan rendam dengan air kelapa hijau yang
saat memetiknya tidak boleh dijatuhkan ke tanah, biarkan selama 10 menit,
lalu minumkan, niscaya dengan keagungan do’a Waliyulloh, orang tersebut akan
langsung sembuh.
- Sangat beruntung sekali bagi anda yang memiliki mata tombak dari
kembang sereh, karena siapapun yang memilikinya bisa dijadikan 1000 wasilah
pengasihan spektakuler.
- Juga bagi anda yang memiliki mata tombak yang didapat dalam
serabut kembang sereh, anda akan langsung mempunyai kekuatan pancra indra dan
kelebihan lainnya diatas rata-rata orang umum, atau setingkat dengan 333
kekeuatan menurut pandangan ahli hikmah. Dan kekuatan yang didapat dari mata
tombak kembang sereh akan selalu aktif sampai pada keturunan kita yang ke empat
atau setara dengan 200 tahun lamanya.